Tags

,

Jadi gini…. Certianya kami berlima sedang melakukan family backpacking ke JHB Malay.

Nah kami juga merencanakan nyebrang masuk ke SG via Woodlands. Tujuannya ke mana di SG. Ya ke USS lagh, ke mana lageeee…. 😀

Kebetulan ada agent yang bisa arrenge shuttle dari depan hotel ke depan pintu masuk rws, viceversa, cocok wes ga perlu ribet2 pindah2 / gontaganti bas atapun MRT.

Maksud hati seh gitu tapi apa daya kenyataannnnn…..

Lepas imigrasi Sultan Iskandar di JHB masih aman2 saja kecuali kite orang nak sikit bingung tuk turun dari imigressen. Platform A or B. Ternyate kite orang harus pilih Platform A. Lanjut…

Tidak sulit untuk menemukan shuttle kami tadi, kami nak lanjutkan perjalanan ke Woodlands. Bas parkir, semua barang harus ikut di bawa turun untuk masuk ke imigrasi woodlands. Dan disiniah ‘bencana’ itu terjadi heheh…..

Imigrasi terlihat penuh. Kami berlima tadi nya berada di satu line. Tapi karean line di samping kiri terlihat lebih cepat maka saya putusken utk changing lane. Saya ajak anak ke 2 kami untuk ganti line, sedangkan istri & 2 anak kami lainnye tetap di jalurnya. Maksudnya si biar cepat, krn supir shuttle yg org india itu berkata hanya memberi waktu 30 minits jeee tuk boleh lalui imigressen.

Jauh hari sebelum keberangkatan, saat masih di tanah air Ind tercinta, saya memang sempat utarakan sedikit backup plan jika sewaktu – waktu salah satu dari kita kena random check. Kenapa? Karena santer beredar dari net bahwa probabilitas kena random check lebih tinggi jika melalui woodland yang nota benne adalah border land. Perbatasasn darat yang you know lagh…. Lebih2 beberapa hari sebelum keberangkatan ada yang share di group habis kena random ketika melewati woodland. Bapaknya cerita kena random saat perjalanan dari melaka ato mana gitu mau main sehari doang tanpa nginap di SG. Bapaknya pergi bedua dgn istri, istri lolos, suami lolos juga tapi kena check.

Blm lagi cerita2 ngeri bin syerem melalui imigrasi sg lebih2 yang via batam, yg sempat saya brwosing2 dari kaskus. Bahkan ada yang pernah dideport. Busyet deh…. miamit Naudubilahhimindalik

Jujur itu semua nak ganggu sikik batin saye 😀

Dan engingeng…. setelah istri bersama 2 anak kami lolos di lane sebelah, gilirian kami berdua. Anak maju dulu. Ditanaya ama petugasnya. “Pergi sama siapa?” Ortu. “Mana Ortunya?” Tuhhh….. “Maju sini pak cik….” baik. “Lihat paspor & form imigrasinya.” Saya sodorkan. Di baca ama petugasnya. Setelah itu meluncurlah kata – kata yang bikin ilfill, yang bikin segala persepsi bagus & indah mengenai SG menguap begitu usaja kerana ulah sorang petugas imigrasi. 😀

“Bapak nak masuk office sekejap je…. you ikuti petugas yg itu.”
Wah saya kan sdh booking shuttle hangus dong pak….. Dijawab senyuman saja sama petugas yang ga ngerti saya maksud senyuman nya. Apakah ‘syukurin loe’ atau ‘bukan urusan gue’ atau seyum krn ga ngerti apa yg saya ucapke LOL.

Ya sudah, saya segera bilang ke anak saya, adek lanjut saja keluar nanti sdh di tunggu ama bunda. Anak saya terlihat sedikit panik & segera bergegas menuju exit.

Saya lanjut mengikuti petugas.

“Bapak duduk sini….”
Saya berada di sebuah ruang dengan beberapa kursi, persis sebuah ruang tunggu yang super duper dingin. Di dalam sdh ada beberapa orang. Dua orang terlibat pembicaraan agak serius menjurus keras 😀 dengan beberapa petugas. Dari mereka terdengar beberapa kali di sebut nama Ahmad. Salah satu dari mereka bernama Ahmad tengah di tanya2 sama 2 org petugas berpakian preman. 1 laki 1 perempuan. Yang perempuan sibuk scroling hp android yang sepertinya salah satu milik mereka.

Di depan saya ada seorang yang juga menunggu. Tak berapa lama org di depan saya di datangi petugas lain. Terjadi sedikit sesi tanya jawab, dari sana ketahuan bahwa org di depan saya ternyata juga dari Surabaya. Hehe Salam satu nyali brooooo….. WANI!!!

Kemudian ga berselang lama si orang di panggil, dan ternyata nama depan nya sama dengan nama depan gue haha.. pakah ini penyebab kami berdua kena check? No body knows….

Yang jelas, imho, check spt ini, yang akrab di sebut random check di kalangan kita traveller juga backpacker adalah sekedar rutin. Sekali lagi ini imho saya, random check itu sekedar rutinitas sahaja. Jadi ga perlu yu risau dan gelisah dah hahah….

Buktinya saya juga lolos setelah melalui serangkaian prosedur yang saya yakin, negara sekelas SG, itu semua di lakukan by system yang sdh standar, SOP. Tanpa dianggurin, tanpa dikacangin. Jadi mengalir terus di dalam.

Cuman ya gitu, saya jadi rugi 21,7 SGD karena ditinggal shuttle & harus segara meluncur ke RWS utk segera menemui belahan jiwa dan anak2….. dengan menggunakan silvercab hahah…. sengsara membawa nikmat. Sengsara di tinggal shuttle, nikmat krn menuju RWS dengan silvercab 😀 Nyaman….. :P~

Jadi tips dari saya, persiapkan betul segala sesuatu sebelum bertamu ke negeri orang. Tidak hanya saat ke SG, ke negara lain pun demikian harus sdh menjadi standar kita utk mempersiapkan segala sesuatunya. Dokumen harus lengkap al Paspor, KTP, SIM (emang perlu KTP dan SIM? bawa sajalah dari pada tertahan lama & dianggurin) bukti tempat menginap, bukti bahwa kita gak akan stay lama di SG yg bisa di wakili dengan menunjukkan tiket balik ke negara asal.

Membawa uang secukupnya. Ada yg bilang minim bawa 100SGD utk 1 hari, mungkin ada benarnya krn saat itu saya membawa uang 50SGD plus beberapa ringgit dan IDR yang jika di total dan di kurskan ke SGD lebih dari 100SGD.

Dan yang terpenting jangan lupa bawa receh atau STP atau ez link & rute juga maps bila perlu. Krn sekalinya kena check dan tidak ready, silvercab telah menunggu 😀

Jadi ini keknya ada permainan deh antara petugas imigrasi ama driver teksi wkwkwkwkw
Hush….

happy travelling…..

gambar: ahstravelling.com, flickr, staritstimes

Apakah anda pernah merencanakan sebuah tindak pengganasan?
tindak pengganasan ki opo tho?
L O L

“Apakah anda berencana untuk melakukan pencurian kereta?”
mana bisa kereta di curi dulll
wkwkwkw
GTA Kaleeeee
LOL